Kamis, 11 Agustus 2011

HIASAN CINTA HANTARAN PERKASIHAN





Asmara cinta di pautan rindu
Setenang tasik sedingin salju
Walau bara membakar kemesraan
Walau jiwa diundang kekalutan
Walau nafsu menggoncang kejujuran
Namun kasih teguh bersatu
Melontar cemburu..membunuh ego
Menjunjung setia

Setahun berlalu..
Tika usia melewati waktu
Kasih diburu impian nan satu
Menggamit harapan di dasar kalbu

Salam bertaut pemanis bicara
Kuntuman senyuman jambangan keikhlasan
Mencanai bahasa menggulung ketetapan
Mengikat janji dua hati
Menyemai rindu yang berpuisi

Hiasan cinta hantaran perkasihan
Tersemat indah lambang keunggulan
Dihiasi warna kegemilangan
Namun disinari cahaya kesepian
Mohon disisipkan ke jari manis
Agar mekar disebalik gerimis

Kilauan cahaya airmata
Sejernih impian sesuci niat tersimpan
Salam rindu buat yang tersayang
Moga ikatan menuju pintu kebahagiaan.

TANGISAN JIWA



Sayang,
Insan sepertiku tidak pernah mengenal erti kebahagiaan
Hidupku diselubungi ranjau yang berduri
Tangisanku telah sebati dalam jiwa ini
Rintihanku senantiasa menjadi teman tidurku

Sayang,
Kehadiranmu mengubat luka yang kian parah
Bercinta denganmu suatu pengalaman yang indah buatku
Sentuhanmu mengundang diriku merindui dirimu
Sukar untuk kunyatakan..
Cukuplah hati ini yang membicarakan
Betapa aku menyayangi dirimu

Sayang,
Terima kasih kuucapkan
Kerana sudi menumpangkan diriku di sudut hatimu
Tidak pernah terniat untuk kulukai hatimu
Insan yang sering kurindu

Sayang,
Air mataku hampir gersang dengan tangisan dulu
Tak sanggup untuk kutangisi dan rintihi diri ini lagi
Pintaku hanya satu
Berilah peluang untuk kumengenal sinar kebahagiaan
Walaupun cuma seketika.




AIRMATA DERITA


Telah kuduga
Dirimu tak seperti dulu
Tiada salahnya bagimu
Kerna itu lumrah manusia

Impian yang diharapkan
Hanya tinggal kenangan
Hari berlalu tanpa ingatan
Dihari ulangtahun pertunangan

Airmata mengalir laju
Pedih hati terhiris
Mengenang nasib diri
Bahagia dinanti luka diberi
Tangisan syahdu disujud-Nya

Merayu meminta ketenangan
Namun..
Naluri keperempuanan
Sedetik terguris selamanya terhiris

Biarku bawa derita ini sendiri
Kernaku tahu salahnya hanya padaku
Tiada yang mengerti...

Usah ditanya kenapa ku kian menyepi
Tanyalah dirimu mengapa ku begini
Pasti 'kan ada jawapannya